Wednesday, September 13, 2006

Terrible Two

Psikologi anak oleh Retno G Kusuma
Tangisannya Berjam-jam
Kunci meredakan tangisan dan teriakan anak adalah bersikap tenang dan
tidak perlu tergesa-gesa. Orangtua yang nampak gelisah atau memendam
kemarahan tentu akan sulit menerima kondisi si kecil yang juga sedang
tidak nyaman dengan tangisannya sendiri. Anak membutuhkan figur yang
tenang dan mampu mengendalikan emosinya ketika mendekati anak. Kontrol
emosi Anda akan membuat suatu ruang toleransi apapun reaksi tambahan
yang akan dikeluarkan anak.

SAYA Ibu bekerja di kantor Pemda dengan lima hari kerja, demikian juga
suami. Kami memiliki seorang anak berusia 2 tahun 3 bulan, laki-laki,
sehari-hari diasuh pembantu sejak usia 5 bulan. Yang menjadi
permasalahan saya adalah anak ini kalau menangis rasanya tidak
berhenti dan bisa hampir satu jam. Padahal saya sudah membujuknya
dengan bermacam-macam cara, sampai kadang-kadang habis rasanya
kesabaran saya. Pernah tangan saya hampir memukulnya tetapi saya
urungkan karena tangisnya makin meledak. Yang sering adalah pelototan
mata dan nada ancaman kalau dia tidak mau diam dari tangisannya.

Saya sering tidak habis pikir, kenapa anak laki-laki kok bisa cengeng
seperti itu. Kondisi ini makin memburuk sejak ulang tahunnya yang
kedua. Memang sebelumnya dia tergolong anak yang mudah menangis tetapi
akhir-akhir ini hal sepele saja bisa membuatnya menangis berjam-jam,
terutama kalau saya dan bapaknya ada di rumah.

Apakah ada hambatan perkembangan pada anak saya? Apa yang sebaiknya
saya lakukan? Mohon penjelasan dan petunjuk dari Ibu. Terima kasih
sebelum dan sesudahnya.

Ayu, Denpasar

Tangisan anak itu suara musik alam yang indah. Memang kalau mendengar
suara bayi menangis berjam-jam maka akan menimbulkan rasa cemas dalam
diri kita, tetapi kalau anak 2 tahun menangis berjam-jam tidak
berhenti padahal segala cara sudah kita keluarkan untuk membujuknya,
biasanya kejengkelan lingkunganlah yang akan muncul. Pada akhirnya
cara kekerasan baik secara fisik maupun verbal berupa nada ancaman
sering dicobakan untuk menjadi 'senjata pamungkas'.

The Terrible Two adalah julukan yang sering dilontarkan untuk si 2
tahun yang memang sudah mulai sering menentang dan banyak ulah.
Negativistic & Tantrum yaitu bersikap negatif, semau gue, tidak mau
diatur, keras kepala, di sisi lain suka merajuk, mudah mengamuk dan
emosional memang merupakan ciri perkembangan si 2 tahun. Memang untuk
perkembangan sampai usia 5 tahun, masa 2 tahun merupakan masa yang
paling sulit, di mana sering terjadi suatu transisi dari anak yang
manis menjadi anak yang penentang dan terlihat 'nakal' di mata
lingkungannya. Masalahnya sebenarnya terletak pada orangtua, bagaimana
trik-trik yang dimilikinya untuk 'mengelola' anak sehingga menjadi
manis dan penurut kembali.

Menurut Hans Grothe, seorang psikolog perkembangan dari Jerman,
sebenarnya tangisan dan teriakan tantrum anak ternyata tidak berkaitan
dengan usia. Tak hanya si 2 tahun yang melakukannya, si 3 atau 5 tahun
pun kadang-kadang masih melakukannya. Memang frekuensi yang terbanyak
adalah pada si 2 tahun. Menurutnya ada 3 kunci untuk meredakan
tangisan anak yaitu ketenangan, ketenangan dan ketenangan. Tentu saja
dalam tiga tataran yang berbeda-beda. Dan kemampuan ini tidak begitu
saja jatuh dari langit melainkan para orangtua harus melatih dan
belajar melihat reaksi anak.

Menjadi orangtua sebenarnya seperti seorang peneliti di laboratorium.
Mencoba sebuah formula pola asuh, memecahkan masalah sesuai dengan
budayanya serta kemudian melihat reaksi yang terjadi dengan dicobakan
formulanya. Apabila tidak cocok dan reaksi buruk maka harus dicobakan
formula yang lain sampai cocok. Dan biasanya formula yang cocok untuk
satu anak belum tentu cocok untuk anak yang lainnya. Jadi berlatih dan
belajar menjadi peneliti adalah tugas orangtua agar sukses mendidik
anak-anaknya. Beberapa formula ini silakan dicoba.

Tenang, Tenang dan Tenang

Kunci meredakan tangisan dan teriakan anak adalah bersikap tenang dan
tidak perlu tergesa-gesa. Tidak perlu panik dan jengkel bila si 2
tahun meledak tangisnya. Orangtua yang nampak gelisah atau memendam
kemarahan tentu akan sulit menerima kondisi si kecil yang juga sedang
tidak nyaman dengan tangisannya sendiri. Anak membutuhkan figur yang
tenang dan mampu mengendalikan emosinya ketika mendekati anak. Kontrol
emosi Anda akan membuat suatu ruang toleransi apapun reaksi tambahan
yang akan dikeluarkan anak. Latihan bagi para orangtua untuk mencapai
ketenangan adalah dengan pernafasan perut, minum segelas air putih,
mencuci muka dan yang penting empati pada keadaan anak bahwa kita
harus membantunya keluar dari tangisan dan situasi yang sedang tidak
mampu dikendalikannya.

Sentuhan

Bagi anak, ketenangan dapat dicapai dengan mudah melalui suatu
sentuhan. Jadi apabila Anda tenang dan siap menghadapi si 2 tahun
tanpa bersikap emosional, belaian pada rambut usapan pada punggung,
memeluknya ke pangkuan atau menggedongnya ke tempat yang lebih tenang,
akan menenangkannya segera.

Meskipun demikian kalau tangisan menghantam emosinya begitu kuat
terhadang sentuhan justru mengganggunya dan membuatnya marah, tentu
jangan memaksa. Biarkan kemarahannya reda terlebih dalu, berikan waktu
anak meredakan emosi dan kemarahan serta ketidaknyamanan yang
dirasakannya. Lalu pelan-pelan dan setahap demi setahap dekati dan
tunjukkan ketenangan dan sentuhan Anda.

Alihkan Perhatian dan Bersikap ''Tuli''

Sekali lagi perlu diingat 2 tahun adalah masa sulit, dan penuh
tantangan. Terkadang anak begitu sukar dikendalikan, bahkan menolak
untuk disentuh atau diberi perhatian. Sekali lagi jangan memaksakan
diri. Cara yang jitu menurut banyak ahli perkembangan anak adalah
bersikap ''tuli'' pada tangisannya dan mengalihkan perhatian kita agar
tidak terganggu dengan tangisannya. Misalnya pura-pura ke dapur untuk
memasak, memperhatikan burung yang terbang atau mengomentari mobil
yang lewat. Untuk itu diperlukan kecepatan berpikir dan improvisasi
kita. Biasanya anak akan terpengaruh dan melupakan tangisannya karena
tertarik dengan hal baru di sekitarnya. Selamat melatih diri untuk
menjadi orangtua yang tenang, tenang, dan tenang...!

1 Comments:

Blogger Keluarga Biru said...

Salam kenal, kami Keluarga Biru dari Malang.
Tadi saya baru saja membaca blog tentang terrible two, kebetulan anak kami bulan ini genap dua tahun dan mulai menunjukkan perilaku yang mengarah ke sana. Ingin menuliskannya namun saya ingin cari referensi dari sharing keluarga yang lain, termasuk di blog ini. Makasih atas sharingnya, semoga kami bisa melewati masa terrible two ini dengan baik, aamiin.

11:28 PM  

Post a Comment

<< Home